Selasa, 24 Agustus 2010, Menteri Pertanian Suswono menyatakan bahwa Pemerintah bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan penelitian tentang pengembangan tanaman transgenik. Penelitian yang mendalam terkait tanaman transgenik yang dilakukan oleh sumber daya manusia di dalam negeri ini bertujuan untuk mengurangi impor komoditas hasil transgenik seperti kedelai. "Di dalam negeri mau dikembangkan tapi banyak yang protes. Padahal, faktanya kedelai yang diimpor itu adalah hasil dari transgenik,"
Sebelumnya tanggal 26-03-2010. Sekretariat BKKHI menyampaikan berita bahwa dari hasil Pengkajian Keamanan Pangan Produk rekayasa Genetika (PRG), dan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.23.3541 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetika (PRG) pada komoditas Jagung PRG MON 89034 yang mengandung sifat tahan terhadap serangan hama Lepidoptera, dinyatakan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan.
Berita-berita itu merupakan sebuah berita yang sangat menggembirakan, karena dengan diijinkannya tanaman jagung biotechnology di Indonesia maka akan semakin memacu produktivitas dan produksi jagung di petani yang selama ini masih tergolong rendah (masih 4,21 ton per hektar -data BPS 2009).
Jagung PRG MON 89034 itu adalah milik Monsanto yang mempunyai ketahanan terhadap hama Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis -Lepidoptera) yang serangannya bisa menurunkan hasil panen jagung hingga 30%. Penggerek Batang Jagung ini merupakan hama utama pada tanaman jagung di Indonesia dan banyak terdapat di seluruh Indonesia .
Ketahanan terhadap hama ini didapat dari gen Bacillus thuringiensis yang disisipkan pada tanaman tersebut.
Bacillus thuringiensis (Bt) merupakan bakteri gram positif yang telah banyak digunakan dalam dunia pertanian sebagai pestisida hayati oleh petani yang aman selama tiga puluh tahunan. Di Indonesia banyak digunakan oleh petani kol dan sawi putih di dataran tinggi untuk mengendalikan ulat grayak.
Itulah sebabnya disebut sebagai jagung Bt. Manfaatnya adalah bisa mencegah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh Hama Penggerek Batang Jagung tanpa menggunakan pestisida buatan pabrik. Bayangkan jika hasil panen jagung rata-rata 10 ton per hektar (dengan asumsi terjadi serangan penggerek batang), maka dengan jagung Bt maka produksi akan meningkat sebanyak 3 ton per hektar. Sehingga keuntungan apabila harga jagung pipil Rp. 2.000,- per kg adalah sebanyak Rp. 6 juta per hektar. Lumayan banyak!!
search di google:
BalasHapusdanger of corn
akan ditemukan banyak sekali link yg menunjukkan bahaya jagung bt
makanan yg anda makan, sayur,buah,daging, bila anda buang ke tanaman, akan meningkatkan kesuburan tanaman tersebut, namun jagung bt akan membunuh tanaman tersebut.
banyak penelitian lepas (bukan diadakan oleh produsen jagung bt) menunjukkan efek2 buruk jagung bt
meningkatkan keuntungan pengusaha, menghancurkan kesehatan masyarakat!!!
banyak juga kajian yang mengatakan tanaman hasil rekayasa genetik, aman untuk dimakan...selama ini kita mungkin juga sudah mengkonsumsi produk transgenik ato PRG melalui kedelai yang kita import dr amerika dan argentina...apakah kesehatan masyarakat terganggu, ternyata belom ada laporan tentang itu. protein yang dihasilkan oleh tanaman transgenik, menurut informasi akan terdegradasi pada suhu 40C...jadi tidak akan meracuni tubuh...tetapi yang penting waktu penanaman jagung transgenik perlu juga menanam jagung non transgenik agar tidak terjadi pematahan resistensi oleh penggerek batang...
BalasHapus